Senin, 01 April 2013

BAHASA INDONESIA



v BAB 1
E.     MENGGUNAKAN KATA BERMAKNA DENOTASI DAN KONOTASI
1.  DENOTASI
Makna Denotasi adalah makna yang sebenarnya (makna secara eksplisit). Makna wajar (sebenarnya) ini adalah makna yang sesuai dengan kondisi yang apa adanya. Denotasi adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif dan lugas.
Contoh : Daya tampung (Perlu ada inovasi untuk mengantisipasi daya tampung waduk).
2.  KONOTASI
Makna Konotasi adalah Makna kiasan, yaitu makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada makna konseptual
Contoh : menggantungkan diri (sumber nafkah)
(Bila hanya mengandalkan cara konvensional, banyak sector yang menggantungkan diri pada air waduk akan dirugikan.
v BAB 2
E. MENGGUNAKAN KALIMAT BERITA
       → Kalimat Berita adalah Kalimat yang isinya memberitahukan atau melakukan sesuatu.
1.  KALIMAT BERITA POSITIF
Kalimat Berita Positif adalah Kalimat berita yang isinya menyatakan sesuatu yang positif.
Contoh :
Di tingkat nasional maupun internasional, Indonesia diminta untuk mengambil langkah-langkah penanganan keselamatan jalan secara komprehensif.
2.  KALIMAT BERITA NEGATIF
Kalimat Berita Negatif adalah Kalimat berita yang isinya menyatakan sesuatu yang negative (tidak, bukan, dan belum).
Contoh : Kedaraan yang tidak layak jalan adalah satu penyebab kecelakaan yang menonjol di Indonesia.
v BAB 3
E. MENGGUNAKAN IMBUHAN peN-, pe-, -an, peN-an, ke-, dan ke-an
       → Dalam Bahasa Indonesia, kata dasar tertentu dapat langsung menjadi nomina (kata benda) dengan memakai dengan memakai afisk tertentu.
1.  KATA BENDA DENGAN IMBUHAN peN-
Kata benda yang diturunkan imbuhan dengan peN- bias berubah bentuk menjadi pem-, pen-, peny-, dan peng-.
Contoh :
- peN- +   guna           pengguna
(kata kerja)    (kata benda)
                  Pengguna jasa telekomunikasi banyak yang mengeluh tentang layanan yang diberikan.
2. KATA BENDA DENGAN IMBUHAN pe-
Kata benda yang dibentuk dengan imbuhan pe- bermakna orang yang pekerjaannya melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba.
Contoh :
- pe- +   kerja             pekerja
        (kata kerja)      (kata benda)
Pekerja bangunan itu sedang menelpon mandornya.
3.  KATA BENDA DENGAN IMBUHAN –an
Kata benda dengan sufisk (akhiran) –an umumnya diturunkan dari sumber verba (kata kerja) walaupun kata dasarnya adalah kata lain.
Contoh :
-          tegur + -an  → teguran
        (kata kerja)      (kata benda)
Kalau terlalu sering menelpon nanti akan mendapat teguran dari ibu.
4.  KATA BENDA DENGAN IMBUHAN peN-an
Kata benda dengan imbuhan peN-an umumnya diturunkan dari verba dengan meng- yang berstatus transitif.
Contoh :
peN- + ucap + -an → pengucapan
Dalam telepon, pengucapan kata terhadap lawan bicara harus jelas.
5.  KATA BENDA DENGAN IMBUHAN ke-
Kata benda yang dibentuk dengan penambahan prefisk (awalan) ke- tidak banyak dalam bahasa Indonesia karena proses ini tidak produktif lagi. Beberapa kata yang dapat disebutkan ialah ketua, kehendak, kekasih, dan kerangka.
6.  KATA BENDA DENGAN IMBUHAN ke-an
Kata benda dibentuk dengan imbuhan ke-an dapat diturunkan dari sumber verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), atau nomina (kata benda).
A.       Bila sumbernya verba, maknanya adalah “hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan verba”.
Contoh :
ke- + terlibat + -an + → keterlibatan
Keterlibatan mereka sangat berarti dalam proyek perluasan jaringan telepon.
B.       Bila sumbernya adjektiva, maknanya adalah “hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan adjektiva.
Contoh :
ke- + serius + -an → keseriusan
Tingakat keseriusan penelpon dapat kita dengar dari nada bicaranya.
C.       Bila sumbernya nomina, maknanya merujuk pada keabstrakan.
Contoh :
ke- + ada + -an  → keadaan
Dalam keadaan bagaimana pun, dia selalu ingin menelponku.
v BAB 4
E. MENGGUNAKAN KLAUSA DENGAN KETERANGAN TUJUAN UNTUK  DAN DEMI
           Klausa adalah suatu kelompok kata yang mempunyai satu pokok pikiran yang jelas. Klausa itu dapat diberi atau ditambah dengan kata keterangan. Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah tempatnya. Jenis keterangan itu ada bermacam-macam, salah satunya yaitu kata keterangan tujuan. Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan arah, jurusan, atau maksud perbuatan atau kejadian. Wujud keterangan tujuan selalu dalam bentuk frasa berkata depan dan kata depan yang dipakai yaitu demi, lagi, guna, untuk, dan buat.
           Pada tesk perangkat UUD 1945 dan tesk janji siswa terdapat beberapa klausa ytang mengandung kata keterangan tujuan untuk dan demi. Klausa tersebut yaitu :
1.  … seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,…
2.  demi terciptanya kehidupam bersama yang baik.
3.  Belajar giat dan sungguh-sungguh untuk meraih prestasi terbaik guna mencapai cita-cita hidup.
v BAB 5
E. MENGGUNAKAN KATA GANTI DAN KATA ACUAN
1. Kata Ganti
Ø Kata Ganti adalah semua kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau yang dibendakan. Bentuk kata ganti yang terdapat dalam bacaan tersebut yaitu: kata ganti penunjuk (ini, itu) dan kata ganti milik orang ketiga (-nya).
a.  “Sama! Saya juga bangun kesiangan! Ini akibat ulah Pak Jago tidak berkokok!” kata Pak Kambing.
Ini pada kalimat di atas berfungi sebagai kata ganti dari peristiwa bangun kesiangan.
b.  “Bukankah setiap pagi Pak Jago berkokok membangunkan kita?”
Itu kebaikan Pak Jago saja, dan jika ia tidak berkokok jangan disalahkan dong!”
Itu pada kalimat di atas berfungsi kita daro kebiasaan Pak Jago berkokok.
c.    Di depan rumah Pak Jago, pintu tertutup rapat. “Coba kamu ketuk pintunya.” Pinta Pak Kerbau pada Pak Sapi.
-nya pada kalimat di atas berfungsi sebagai kata ganti rumah Pak Jago.
Ø Selain kata ganti penunjuk (ini dan itu), dalam bahasa Indonesia masih mempunyai empat lagi bentuk kata ganti, yaitu: Kata ganti orang (aku, saya, kamu, engkau, dia, mereka) ; Kata ganti Tanya (apa, siapa, berapa, kapan, mengapa) ; Kata ganti milik (-mu, -ku, -nya) ; dan Kata ganti tak tentu (seseorang, sesuatu, barang siapa).

2.   Kata Acuan
Ø Kata Acuan adalah semua kata yang dipakai untuk mengacu pada kata yang sudah dijelaskan sebelumnya (sebelum kata acuan tersebut) (misalnya: tersebut, sebagaimana, demikan).
Contoh  :
 “Tok! Tok! Tok!” Pak Kucing mengetuk pintu dengan btu keras-keras, sambil berteriak, “Pak Jago! Buka pintunya!”
Namun ketukan serta teriakan tersebut tidak dijawab.
Kata tersebut dalam kalimat di atas mengacu pada ketukan dan teriakan Pak Kucing.
v BAB 6
E. MENGGUNAKAN KATA SIFAT TINGKAT PERBANDINGAN
           Sebuah kalimat perbandingan, pasti mengandung kata sifat yang dapat dibandingkan, yang bisa disebut kata sifat tingkat perbandingan. Kata sifat tingkat perbandingan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Kata sifat tingkat ekuatif, Kata sifat tingkat komparatif, dan Kata sifat tingkat superlative.
1.  KATA SIFAT TINGKAT EKUATIF
           Kata sifat tingkat ekuatif menyatakan perbandingan yang mempunyai tingkat sama. Kata sifat tingkat ekuatif dapat dibentuk dengan cara :
a.      se-  + kata sifat
Contoh :
Perkembangan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Jateng tahun 2004 mengalami peningkatan sesignifikan peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
b.   Sama + kata sifat + -nya + dengan
Contoh :
Kucingnya sama manisnya dengan kucingku.
2. KATA SIFAT TINGKAT KOMPARATIF
           Kata sifat tingkay komparatif menyatakan perbandingan yang memiliki tingkat kurang atau lebih. Kata sifat tingkat komparatif dapat dibentuk dengan cara : lebih/kurang + kata sifat + daripada
Contoh :
a.      Gunung Jayawijaya lebih tinggi daripada Gunung Agung.
b.     Taman itu lebih indah daripada taman di rumahku.
c.      Nila investasi dalam negeri yang diperoleh pada waktu tahun 2004 lebih besar daripada tahun 2003.
3. KATA SIFAT TINGKAT SUPERLATIF.
           Kata tingkat superlative menyatakan perbandingan yang memiliki tingkatan paling. Kata sifat tingkat superlative dapat dibentuk dengan cara :
a.      ter- + kata sifat
           Contoh :
1)     Waktu yang teramai di terminal ini adalah siang hari.
2)     Bahkan nilai investasi yang diserap Jateng menjadi tertinggi di tingkat nasional.


b.   paling + kata sifat
      Contoh :
1)     Bagiku terminal ini merupakan terminal paling tertib  di Indonesia.
2)     Industri kimia menjadi sector yang paling menarik bagi investor.
v BAB 7
E. MENGGUNAKAN IMBUHAN se-
           Imbuhan se-ada yang melekat pada bentuk dasar yang berupa nomina (kata benda) dan adjektiva (kata sifat).
           Akibat pertemuannya dengan bentuk dasarnya, imbuhan se- mempunyai makna berikut.
1.  Menyatakan makna satu
Contoh :
a. seorang
    Belanda menempatkan seorang residen yaitu Smissaert untuk urusan pemerintahan.
b. seperjuangan
    Kyai Mojo dan Sentot Alibasya Prawirodirjo adalah rekan seperjuangan Pangeran Diponegoro.
2. Menyatakan makna seluruh
    Contoh :
    se-Indonesia
    Penduduk se-Indonesia menghargai jasa-jasa Pangeran Diponegoro.
3. Menyatakan makna sama atau seperti
    Contoh :
    seadat
    Ternyata, orang itu seadat dengan Pangeran Diponegoro.
4. Menyatakan makna setelah
    Contoh :
    seusai
    Seusai perundingan tersebut, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado.
v BAB 8
E. MENGGUNAKAN IMBUHAN meN-
           Pada hasil wawancara di depan terdapat beberapa kata yang berimbuhan meN-. Semua kata berimbuhan meN- termasuk golongan kata verba (kata kerja).
1. KATA KERJA TRANSITIF
           Kata kerja transitif yaitu kata erja yang membutuhkan kehadiran objek di belakangnya.
Contoh :    menyebabkan (meN- + sebab + -kan)

Serangan hama tersebut menyebabkan kematian 100% pada varietas hibrida.
                 S                                 P                                        O
      2. KATA KERJA TAK TRANSITIF
           Kata kerja tak transitif yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan kehadiran objek di belakangnya.
Contoh :    menangis (meN- + tangis)
Adik menangis di kamarnya.
  S          P         K. tempat
v BAB 9
E. MENGGUNAKAN KATA PANGGILAN, KATA SAPAAN, DAN KATA GELAR.
1. KATA PANGGILAN
           Kata panggilan adalah kata-kata yang digunakan untuk memanggil seseorang. Kata panggilan diawali huruf besar dan biasanya hanya satu kata.
Contoh :
a. Bapak - Pak
    (Pak, tolong bacakan pengumuman ini!)
b. Ibu - Bu
    (Tolonga umumkan berita itu, Bu!)
2. KATA SAPAAN
           Kata sapaan adalah kata yang digunakan untuk menyapa orang yang diajak bicara. Penulisan kata sapaan diawali dengan huruf besar.
a. Saudara
    Kata saudara digunakan dalam forum resmi dan dalam ujaran langsung.
    Contoh :
    Saudara-saudara, tolong perhatikan baik-baik pengumuman itu!”
b. Bapak/Ibu
Seperti juga kata Saudara, kata bapak dan Ibu juga digunakan dalam forum resmi dan ujaran langsung.
Contoh :
Bapak-bapak dan Ibu-ibu, dengarkanlah baik-baik pengumuman berikut ini!”
      3. KATA GELAR
                 Kata gelar adalah kata yang menjadi gelar seseorang.
         Contoh :
         Sri Sultan Hamengku Buwono IX diangkat menjadi raja pada tanggal 18 Maret 1940.


v BAB 10
      E. MENGGUNAKAN KATA NEGAIF TIDAK, BUKAN, DAN BELUM
           Kata negatif dalam tata bahasa Indonesia disebut pengingkarang atau nagasi, yaitu proses atau konstruksi yang mengungkapkan pertentangan isi makna suatu kalimat.
1. tidak
    Contoh : a. Alasannya, tidak semua jenis ikan hias dapat ditangkap.
                  b. Laut di Desa Les tidak kena sianida.
2. belum
    Contoh : a. Perjuangan kelompok nelayan Mina Bakti Soansari belum selesai.
                  b. Alam bawah laut Les belum terkena sianida.
3. bukan
    Contoh : a. Sianida bukan polutan yang membahayakan.
                  b. Nelayan ikan yang mencemari laut bukan berasal dari Les.





                                                                        * SELESAI *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar